Saturday, November 12, 2016

Tanggung Jawab Kewarganegaraan (Civic Responsibility)


Ask not what your country can do for you; ask what you can do for your country.”  —John F. Kennedy (1917–1963)


Ketika Nazi Jerman telah menguasai daratan Eropa, Amerika tetap berdamai. Sebanyak 76% warganya memilih bersikap netral. Tetapi serangan Jepang ke Pearl Harbor pada 7 Desember 1941 pagi telah membangkitkan kemarahan Amerika dan melibatkan Amerika dalam PD II. Lebih dari 16 juta pria dan wanita, atau lebih dari sepersepuluh populasi, bertugas di angkatan bersenjata. Mereka yang tetap tinggal di rumah mengambil tanggung jawab sebagai ‘tentara sipil’ di berbagai segi kehidupan.

Partisipasi warga diperoleh melalui metode yang selaras dengan prinsip-prinsip masyarakat demokratis, dengan menyediakan insentif yang mendorong terjadinya tindakan-tindakan sukarela. Gagasan ini, dalam satu dan lain cara, ditemukan hampir di setiap poster: bahwa mempertahankan kemerdekaan sepenuhnya bergantung pada tanggung jawab warga negara—yang adalah pilihan bebasnya.

Dalam PD II, Amerika lebih banyak menggunakan poster daripada media lainnya sebagai alat propaganda dan yang paling banyak memproduksi poster dibanding negara-negara lain yang terlibat PD II. Sekitar 200.000 desain poster dicetak dengan berbagai tema, seperti merekrut tentara; menjaga kerahasiaan negara; meningkatkan dukungan warga sipil; mendorong investasi (war bond), produksi, konservasi; dan sebagainya. Berbeda dengan negara-negara sekutu lainnya, poster-poster Amerika menyampaikan pesan-pesan ‘positif’ seperti mengenai tanggung jawab warga negara, patriotisme, tradisi; alih-alih menyebarkan kebencian terhadap musuh.



Poster Even a little can help a lot–NOW, Al Palker, 1942. 


Washington menghitung kemenangan akan membutuhkan sekitar 300 miliar Dolar—sama dengan 4,4 triliun Dolar dalam jumlah saat ini. Pemerintah bisa mengumpulkan sebagiannya dari peningkatan pajak. Sisanya diserahkan kepada masyarakat.

Untuk mengumpulkan 300 miliar Dolar pada saat itu merupakan tantangan besar, karena itu berarti harus meminta setengah populasi di AS untuk membeli surat obligasi perang. Untuk menjamin keberhasilannya, biro-biro iklan di New York merekrut ahli-ahli propaganda paling potensial di Amerika. Menyadari kekuatan Hollywood beserta selebritinya, Amerika memproduksi film dalam jumlah besar. Lebih dari 300 tokoh perfilman mengikuti kampanye Stars Over America untuk menyemangati bangsa ini. Di akhir perang, kampanye surat obligasi menghasilkan 187,5 miliar Dolar. Dari pajak 112,5 miliar Dolar, total sekitar 300 miliar Dolar yang dibutuhkan tercapai.


Poster Your Victory Garden Counts More than Ever!, Hubert Morley.


Pemerintah mendorong warga mengembangkan kebun-kebun sayur untuk membantu mencegah kekurangan pangan. Bertanam di kebun (disebut: victory garden) dianggap sebagai tindakan patriotik dan perempuan didorong untuk mengalengkan (to can) serta melestarikan makananan yang mereka hasilkan dari taman ini. Semasa perang, Amerika mengembangkan 50 juta victory garden. Ini menghasilkan lebih banyak sayuran dari total produksi komersial, dan sebagian besar dipertahankan, mengikuti slogan ”Eat what you can, and can what you can’t.”


Poster When you ride ALONE, you ride with HITLER!


Ketika bahan bakar dan perlengkapan perang lainnya menjadi langka, warga dihimbau melakukan penghematan.

Kejahatan Nazi sering dipersonifikasi ke dalam gambar (berwujud) Hitler. Poster ini ditujukan untuk menghemat pemakaian bahan bakar bensin dengan cara bergabung dengan klub-klub berbagi-mobil (car-sharing club). Pemborosan sama artinya dengan pertolongan bagi musuh. 

Catatan: 
Kata kunci konservasi atau berhemat tetap relevan terutama dalam menghadapi tantangan global masa kini seperti perubahan iklim. Membiasakan diri dengan hal-hal kecil bisa sangat berarti, misalnya mematikan lampu saat keluar dari kamar, ketika membeli lemari es memperhitungkan biaya listriknya, memakai sumber alam dengan bijak, dan seterusnya.


—Dari buku Desain Grafis Indonesia dalam Pusaran Desain Grafis Dunia I, h. 87–90




No comments:

Post a Comment