Thursday, October 27, 2016

Nasionalisme (Nationalism)


Men love their country, not because it is great, but because it is their own.”   
—Seneca (4 SM—65 M)

Pada 26 Desember 2004 lahir gerakan Indonesia Bertindak di Jakarta yang dipicu oleh keprihatinan atas terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami Aceh, sebuah ajakan kepada seluruh masyarakat Indonesia tanpa melihat asal suku, golongan, agama, kelompok maupun partai, untuk bersatu melakukan sesuatu yang bisa meringankan penderitaan korban bencana. Gerakan Cinta Indonesia ini diinisiasi oleh sepasang suami-istri, Iwan Esjepe (penulis naskah iklan) dan Indah Esjepe (desainer grafis).


Logo gerakan ‘Indonesia Bertindak’.

Upaya yang dilakukan mereka saat itu berbentuk penggalangan dana dengan cara menjual kaos di kalangan dekat di sekitarnya. “Lon mow rayeuk that lon kalon Aceh” (Indonesia: Saya menangis keras melihat Aceh) adalah kata-kata yang tertulis di atas kaos hitam dan putih yang mereka edarkan—hasil karya desain dan olah kata Indah dan Iwan—yang dicetak dengan alat sablon milik mereka sendiri. Dana yang terkumpul dari hasil penjualan kaos itu mereka kirimkan ke Aceh untuk memperbaiki beberapa sekolah yang rusak di sana.


Gerakan ini terus berlanjut dengan kegiatan-kegiatan kemanusiaan untuk membantu masyarakat yang tertimpa bencana di berbagai daerah di Indonesia (Yogyakarta, Wasior, Mentawai), di samping kegiatan-kegiatan kampanye komunikasi massa yang bertujuan untuk mengajak masyarakat mencintai negerinya, seperti kampanye Travel Warning: Indonesia, Dangerously Beautiful, yang—atas dukungan mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di luar negeri—telah menyebar hampir ke seluruh negara di muka bumi.

Kampanye Travel Warning: Indonesia, Dangerously Beautiful di Malakastraat, Den Haag, 2007.


Kaos Indonesia Bertindak bertuliskan Change the Way You See Indonesia yang penulisan kata-per-katanya dilakukan secara terbalik, mensugestikan cara melihat Indonesia dari sisi yang berbeda.


—Dari buku Desain Grafis Indonesia dalam Pusaran Desain Grafis Dunia I, h. 239, dan konsep buku DGIDPDGD jilid ke-2

No comments:

Post a Comment